您的当前位置:首页 > 百科 > Pengabdian Tanpa Batas Bidan Eros Rosita untuk Warga Baduy 正文
时间:2025-06-04 10:04:42 来源:网络整理 编辑:百科
Jakarta, CNN Indonesia-- Lampu minyak yang digunakan untuk menerangi jalanan beberapa kali hampir pa quickq官网下载地址苹果
Lampu minyak yang digunakan untuk menerangi jalanan beberapa kali hampir padam tertiup angin. Malam itu, Eros Rosita tengah berjalan menuju kawasan Baduy dalam, hanya berdua ditemani kepala desa.
Bukan cuma jalanan licin dan berkerikil yang menghalanginya berjalan cepat, gerimis juga ikut-ikutan menghambat langkah Eros agar bisa lebih cepat sampai ke tujuan.
"Kira-kira itu kejadiannya sekitar 1999-2000an lah. Saya baru tiga tahunan di Baduy jadi bidan, tiba-tiba ada laporan mau melahirkan tapi sungsang," kata Eros memulai ceritanya kepada CNNIndonesia.combeberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
"Saya tehbilang, enggak apa-apa Kang, aman pasti aman. Padahal hati saya juga deg-degan banget," katanya.
Eros Rosita mungkin bukan nama yang asing di lingkup kesehatan, khususnya bagi para bidan. Eros mulai mengabdi di Suku Baduy sejak 1997.
Jalanan tanah tak beraspal, kerikil tajam dan rusak, serta tanjakan yang tak ada habisnya jadi makanan sehari-hari Eros setiap kali hendak menemui pasien.
Sebagian jalan menuju Kampung Ciranji, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten memang belum diaspal. Saat hujan, jalanan jadi arena lumpur yang tentu butuh perjuangan ekstra agar bisa dilalui.
Eros sendiri tinggal di Kampung Ciboleger, Desa Kanekes. Jaraknya sekitar 28 kilometer dan membutuhkan waktu tempuh sekitar 1,5 jam untuk masuk ke Desa Kanekes.
"Lebih jauh lagi kalau harus ke Baduy Dalam, semakin naik juga kalau ke sana," katanya.
Sejak mengabdi hampir 20 tahun lalu, Eros kerap jalan kaki untuk menemui pasiennya satu per satu. Dia akui, usianya yang kini tak lagi muda sering membuatnya merasa kewalahan, apalagi kakinya juga sering merasa sakit tiap kali dibawa jalan jauh.
"Tapi, kalau saya mengeluh terus, kasihan ibu-ibu, anak-anak yang perlu dipantau kesehatannya, kehamilannya. Kan, di Baduy mah yang hamil banyak atuh," kata dia.
Simak cerita bidan Eros Rosita selengkapnya di halaman berikutnya..
Bidan Eros Rosita memulai kariernya sebagai bidan di Puskesmas Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Banten sebelum secara penuh mengabdikan diri untuk masyarakat Baduy.
Di tahun 1997, Eros Rosita memang tak pernah berpikir akan mengabdi di Suku Baduy sebagai bidan khusus di desa itu.
Saat dirinya mengambil pendidikan kebidanan, niat awal memang ingin mengabdi ke masyarakat. Tapi, belum pernah terpikir masyarakat mana yang akan dia abdikan hidupnya.
Ternyata, dia memang berjodoh dengan Suku Baduy. Kala itu, dia ditempatkan di Kampung Ranji. Sendirian.
Tak mengeluh, Eros berpikir semua sama, memerlukan pelayanan kesehatan yang terbaik sebagai warga negara. Hal pertama yang dilakukan Eros adalah menemui kepala desa dan beberapa warga.
Pilihan Redaksi
|
Dia ingin mengenalkan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan kehamilan. Dia juga tidak ingin pengenalan hanya untuk ibu-ibu atau perempuan saja, bapak-bapak di desa semua harus terlibat.
"Saya itu ditugaskan oleh pemerintah untuk melakukan, menyehatkan masyarakat Suku Baduy, gituintinya," kata dia.
Ketika dia mulai berdialog, banyak yang menyahut bahwa mereka sejatinya sudah sehat. Tak memerlukan sentuhan bidan atau dokter.
Eros mengaku tak 'laku'. Warga Baduy memilih cara tradisional, cara turun temurun yang dilakukan warga di sana kala itu.
Saat itu, angka kehamilan sangat tinggi. Tapi juga dibarengi dengan angka kematian yang sama tingginya. Rata-rata, kalau tidak ibunya yang meninggal, anaknya yang pasti tak bisa diselamatkan.
"Tinggi sekali, paling banyak ibu yang meninggal. Biasanya saat melakukan persalinan," katanya.
![]() |
Dari sini Eros gigih berjuang. Mengenalkan pentingnya gizi, kesehatan, hingga KB untuk masyarakat. Semakin lama semakin banyak warga yang percaya dan menghubunginya saat hendak bersalin hingga sakit.
Eros juga tidak menetapkan tarif. Bahkan tidak sedikit warga yang meminta pertolongan mengaku tak punya uang dan mengganti jasanya dengan hasil kebun.
"Kadang dikasih Rp50 ribu, kadang malah dikasih hasil kebun kaya singkong, durian, gula merah, apa pun yang mereka punya dibawa. Biasanya saya terima, tapi saya ajak dinikmati bersama," kata dia.
Eros menyebut, pengabdiannya di Desa Kanekes memang bukan untuk mengejar materi. Dia bahkan tak ingat sudah berapa ratus persalinan yang ditangani tanpa memikirkan nominal yang harus dia kantongi.
Lihat Juga :![]() |
Selain membantu persalinan, Eros juga melakukan imunisasi anak, mengobati warga yag sakit, serta sosialisasi kesehatan yang terus gencar dilakukannya hingga saat ini.
Baginya, melihat anak-anak, ibu-ibu, keluarga Suku Baduy hidup sehat berdampingan sudah lebih dari cukup. Imbalan terbaiknya adalah menurunkan tingkat kematian ibu yang pernah tinggi di desa itu kini sedikit demi sedikit tercapai.
"Saya rasa sebagai bidan sudah bukan materi lagi yang dicari, tapi ini pengabdian saya terhadap masyarakat Baduy dalam bentuk kesehatan. Untungnya saat ini bidan dan tenaga kesehatan lain juga sudah banyak yang masuk [Baduy]. Jadi kehidupan mereka juga jadi semakin terjamin," kata dia menutup percakapan siang itu.
Pemprov Jawa Barat Sebut Pagar Laut Bekasi Legal, Peruntukkan Bagi Pembangunan Alur Pelabuhan2025-06-04 09:43
Ingin Turunkan BB, Cuka Apel Diminum Berapa Kali dalam Sehari?2025-06-04 09:33
FOTO: Pesona Teh Putih Bisa Jadi Ikon Teh Indonesia2025-06-04 08:34
Trump Sebut Mulutnya Zelenskiy Jadi Sumber Masalah Ukraina2025-06-04 08:27
BCA Gandeng Manulife Luncurkan Reksa Dana Dolar, Targetkan Investor Jangka Pendek2025-06-04 08:24
Dompet Dhuafa Banten Luncurkan Greenhouse Seledri Siap Suplai Hingga 8 Ton Seledri2025-06-04 08:14
Cegah Kanker Serviks dengan Tepat di Mayapada Hospital2025-06-04 08:12
Cara Mengatasi Tembok Lembap, Berjamur, dan Mengelupas2025-06-04 07:49
Polisi Tangkap Residivis yang Ngaku Jadi Kapolsek2025-06-04 07:30
Jadi Penerbangan Terlama Dunia, Penumpang Lihat 2 Kali Matahari Terbit2025-06-04 07:18
SIG Dukung Asta Cita Prabowo Lewat Irigasi Desa Kapu2025-06-04 10:02
Cegah Kanker Serviks dengan Tepat di Mayapada Hospital2025-06-04 09:59
Wacana Harga Tiket Pesawat Turun Saat Libur Nataru, Mungkinkah?2025-06-04 09:41
Resistensi Antibiotik, 700 Ribu Orang di Dunia Meninggal Tiap Tahun2025-06-04 09:39
Pria India Lakukan Pelecehan Seksual dan Masturbasi di Pesawat2025-06-04 09:16
Dicap Skema Ponzi, Harga Bitcoin Dinilai Naik Gegara Manipulasi BlackRock CS2025-06-04 08:42
Nah Lho! Lampu di Kantor Kementerian BUMN Mendadak Dimatikan, Bagian dari Efisiensi Anggaran?2025-06-04 08:37
5 Cara Cegah Rambut Cepat Lepek, Tak Harus Keramas Setiap Hari2025-06-04 08:22
Menko PMK Kucurkan Dana Rp1,4 Miliar untuk Bantu Korban Banjir di Bekasi2025-06-04 08:19
BMKG: Sebagian Besar Wilayah Jakarta Diprediksikan Cerah Berawan2025-06-04 07:53