Patut Diwaspadai Para Pendaki, Apa Itu Acute Mountain Sickness?
Acute mountain sickness (AMS) jadi salah satu kondisi yang patut diwaspadai para pendaki gunung. Apa itu?
Gunung boleh jadi memberikan kesegaran dan keindahan alam. Tapi, gunung tak melulu menyoal sesuatu yang indah. Ada juga kondisi yang perlu diwaspadai saat naik gunung, salah satunya AMS.
Secara medis, AMS dikenal juga dengan altitudes sicknessatau penyakit ketinggian. Penyakit ini juga menggambarkan kondisi edema paru pada dataran tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
Salah satu penyebabnya adalah kadar oksigen dan tekanan udara yang lebih rendah saat berada di ketinggian.
Dibutuhkan waktu bagi tubuh untuk menyesuaikan diri saat berada di ketinggian. Kondisi ini bisa mengakibatkan 'mabuk gunung akut.
Selain itu, faktor tenaga saat mendaki gunung juga berperan dalam memicu AMS. Misalnya, memaksa diri untuk mendaki gunung dengan cepat.
Gejala acute mountain sickness
Altitudes sicknessatau penyakit ketinggian bisa memicu sejumlah gejala tergantung tingkat keparahannya. Gejala biasanya akan muncul satu hari setelah mencapai ketinggian atau langsung setelahnya.
Dalam kasus ringan, seseorang bisa mengalami gejala seperti berikut:
- pusing,
- sakit kepala,
- nyeri otot,
- insomnia,
- mual-muntah,
- mudah marah,
- kehilangan selera makan,
- tangan, kaki, dan wajah bengkak,
- detak jantung cepat,
- sesak napas saat beraktivitas fisik.
![]() |
Sementara pada kasus yang parah, AMS telah memengaruhi organ jantung, paru-paru, otot, hingga sistem saraf. Berikut beberapa gejalanya:
- batuk,
- sesak napas,
- kulit pucat,
- hilangnya keseimbangan,
- menarik diri dari lingkungan sosial.
Pendaki mana pun berisiko mengalami AMS. Hal ini utamanya sangat mungkin terjadi pada mereka yang mendaki dengan gerakan cepat dan mencoba mencapai ketinggian ekstrem.
Selain itu, orang dengan riwayat anemia, penyakit jantung, dan penyakit paru-paru juga berisiko mengalami AMS.
Selalu konsultasikan rencana mendaki gunung dengan dokter jika Anda termasuk ke dalam kelompok berisiko.
(asr/asr)(责任编辑:时尚)
- Akibat Hujan dan Luapan Kali Angke, 2 RT di Jakbar Masih Terendam Banjir Hampir 1 Meter
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Sebut Matematika Bukan Pelajaran yang Menakutkan, Gurunya Harus Dirindukan
- Polres Metro Jakarta Utara Ungkap 131 Kasus Narkoba, Tangkap 169 Tersangka
- Ada Aksi Demo Sopir, Pelindo Regional 2 Tanjung Priok Pastikan Operasional Berjalan Lancar
- Jalin Kerjasama dengan Korsel, Kemenperin Akan Dorong Industri 4.0 di Sektor Manufaktur
- Sebelum Tawuran di Penjaringan, Dua Geng Ini Janjian Lewat Media Sosial
- Polres Metro Jakarta Utara Ungkap 131 Kasus Narkoba, Tangkap 169 Tersangka
- 2025年欧洲设计类大学排名榜单
- PPSU Cempaka Putih Wafat saat Bekerja, Pemprov DKI: Hak
- 2025全球建筑学专业大学世界排名
- Panas! Ruhut Semprot Pendukung Anies: Udah Gagal Pikir, Masih Ngebacot Marah
- Alumni ITS Siap Kawal Isu Lingkungan Demi Pembangunan Berkelanjutan
- Kemenperin Belum Bisa Berikan Izin Edar iPhone 16 Meski Apple Bakal Bangun Pabrik, Ini Penyebabnya
- 2025世界插画专业大学排名