您的当前位置:首页 > 探索 > APBN Tekor Tapi Belanja Negara Naik, Ekonom: Perlu Ada Intervensi dari Pemerintah 正文
时间:2025-06-07 22:34:48 来源:网络整理 编辑:探索
JAKARTA, DISWAY.ID --Pertama kalinya sejak tahun 2021, anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) quickq加速永久免费版
JAKARTA,quickq加速永久免费版 DISWAY.ID --Pertama kalinya sejak tahun 2021, anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) telah mencatatkan defisit sebesar Rp 31,2 triliun atau 0,13 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hanya dalam dua bulan pertama tahun ini.
Situasi ini tentunya merupakan hal yang mengejutkan, pasalnya pada tahun lalu di periode yang sama, APBN masih mencatatkan surplus sebesar Rp 26,04 triliun.
Menurut Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, munculnya defisit fiskal sejak awal tahun menandai bahwa tahun 2025 tidak bisa lagi dipandang sebagai tahun fiskal biasa.
BACA JUGA:Rektor UI Tegaskan Bahlil Dinyatakan Belum Lulus Doktor: Harus Revisi dan Publikasi Ilmiah
BACA JUGA:Panglima TNI Rencanakan Percepatan Kenaikan Pangkat Perwira
“Ketahanan fiskal Indonesia, yang selama dua tahun terakhir masih dapat dijaga, kini tengah berada di persimpangan jalan antara keberlanjutan fiskal atau potensi krisis defisit jangka panjang,” ujar Achmad ketika dihubungi oleh Disway pada Kamis 13 Maret 2025.
Di sisi lain, belanja negara hingga Februari 2025 tetap berada di level tinggi, yakni sebesar Rp 348,1 triliun atau 9,6 persen dari target.
Kendati begitu, nominal tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan belanja pada Februari 2024 yang mencapai Rp 374,32 triliun.
“Besarnya kebutuhan belanja yang tidak bisa ditunda, termasuk belanja sosial, subsidi, hingga program populis, membuat tekanan fiskal kian berat,” jelas Achmad.
BACA JUGA:Prabowo Pastikan Permasalahan Pengangkatan CASN 2024 Sedang Diurus
BACA JUGA:Panglima TNI Ungkap Perlunya Revisi UU TNI Sebagai Respons Cepat Tangkal Ancaman
Dengan kondisi seperti ini, Achmad menilai perlunya ada intervensi dari Pemerintah untuk memperbaiki prioritas belanja.
“Di tengah tantangan pendapatan, belanja negara tetap harus berjalan. Namun, dalam kondisi penerimaan pajak yang anjlok, pemerintah harus mulai menyusun ulang skala prioritas belanja,” pungkas Achmad.
Dalam hal ini, dirinya menambahkan bahwa belanja-belanja yang tidak mendukung pemulihan ekonomi, pengurangan kemiskinan, atau tidak memiliki dampak jangka panjang yang nyata, harus ditinjau ulang atau bahkan dihentikan sementara.
Resmi! Jadwal OSN 2025 untuk Jenjang SD2025-06-07 22:24
Persija Dikalahkan PSM Makassar, Carlos Pena: Saya Kecewa2025-06-07 22:10
Gayanya Memimpin DKI Ibarat Bumi dan Langit: Semua Orang Tahu Anies, Mau Gak Mau Heru Budi Harus....2025-06-07 21:40
Marak Pungli di Tempat Wisata RI, Pemerintah Siap Basmi Lewat Pokja2025-06-07 21:34
INTIP: Hal2025-06-07 21:31
Hore! Nggak Jadi 'Gatot Kedua', Anies Jelaskan Situasi di Pelaminan Kaesang2025-06-07 21:05
Mario Dandy Punya Pengaruh yang Kuat di Dalam Tahanan, 'Banyak yang Dekati Dia'2025-06-07 21:04
Selama Tiga Bulan, Perputaran Uang Judi Online W88 Capai Rp 1 Triliun2025-06-07 21:03
Terima Sekjen Partai Komunis To Lam, Indonesia2025-06-07 20:58
Apa yang Terjadi Pada Tubuh Saat Konsumsi Pepaya Setiap Hari?2025-06-07 19:54
FOTO: Pertama di Prancis, Menata Rambut Sambil Mencicip Sampanye2025-06-07 22:22
2025英国大学艺术类排名2025-06-07 21:37
Alumni ITS Siap Kawal Isu Lingkungan Demi Pembangunan Berkelanjutan2025-06-07 21:01
2025世界插画专业大学排名2025-06-07 20:41
Hubungan Korban Pembunuhan Berantai Dengan Pelaku Diungkap Kepolisian2025-06-07 20:25
Emrus Sarankan Tak Ada Salahnya Endar Datangi Firli untuk Minta Maaf2025-06-07 20:10
Hasto: Megawati Berikan Dukungan Spiritual untuk Pramono2025-06-07 20:09
Debat Ketiga Pilgub Jateng, Ahmad Luthfi Tegaskan Komitmen Lindungi Hak Pekerja Jawa Tengah2025-06-07 20:06
VIDEO: Dibuat Ngiler dengan Hidangan Para Bintang di Pesta Oscar2025-06-07 20:02
Kerahkan 665 Personel, Pemkot Jaksel Keruk Lumpur Waduk Lebak Bulus untuk Tangani Banjir2025-06-07 20:01