会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Diancam Tarif 10 Persen oleh Donald Trump, China Lebih Inginkan Kerja Sama!

Diancam Tarif 10 Persen oleh Donald Trump, China Lebih Inginkan Kerja Sama

时间:2025-06-09 22:42:28 来源:www.quickq.cn 作者:休闲 阅读:722次
Warta Ekonomi,quickq充值点了没反应 Jakarta -

Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas setelah presiden terpilih AS, Donald Trump, mengancam akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10 persen terhadap semua impor dari China. Ancaman ini disebut akan mulai berlaku pada 20 Januari 2025,yaitu saat Trump resmi menjabat. 

Menanggapi hal tersebut, Kedutaan Besar China di Washington menyebut bahwa tidak ada pihak yang akan memenangkan perang dagang.

Diancam Tarif 10 Persen oleh Donald Trump, China Lebih Inginkan Kerja Sama

Diancam Tarif 10 Persen oleh Donald Trump, China Lebih Inginkan Kerja Sama

“China percaya bahwa kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua negara saling menguntungkan,” ujar Liu Pengyu, Juru Bicara Kedubes China, dikutip oleh Reuters pada Selasa (26/11/2024). Liu menegaskan, “Tidak seorang pun akan memenangkan perang dagang atau perang tarif.”

Diancam Tarif 10 Persen oleh Donald Trump, China Lebih Inginkan Kerja Sama

Ancaman tarif tambahan dari Trump ini terkait dengan tuntutan agar China menghentikan aliran obat-obatan terlarang, khususnya fentanil, ke AS. 

Diancam Tarif 10 Persen oleh Donald Trump, China Lebih Inginkan Kerja Sama

Mengenai hal itu, Liu menjelaskan bahwa China telah mengambil langkah-langkah untuk memerangi perdagangan narkoba, khususnya setelah pertemuan antara Presiden Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping pada tahun lalu.

“China telah memberitahu AS tentang kemajuan yang dicapai dalam operasi penegakan hukum terhadap narkotika di Amerika,” papar Liu. Ia juga menegaskan bahwa rumor mengenai China sengaja membiarkan prekursor fentanil mengalir ke AS tidaklah benar.

Baca Juga: Harga Minyak Global Naik Lagi, Permintaan China Diprediksi Akan Naik

Langkah konkret menghentikan perdagangan gelap bahan kimia yang digunakan dalam produksi fentanil, salah satu penyebab utama kematian di Amerika Serikat, telah terwujud secara bertahap. Seperti diketahui, AS telah mendesak China untuk memperketat penegakan hukum, menangani keuangan gelap, dan meningkatkan pengawasan terhadap bahan kimia tersebut.

Hasilnya, pada Juni 2024, Jaksa Agung China mendesak pejabat penegak hukum untuk fokus pada pemberantasan perdagangan narkoba. Langkah ini merupakan bagian dari penyelidikan gabungan antara kedua negara tersebut. 

Dua bulan kemudian, pada Agustus 2024, China mengumumkan siap memperketat kontrol terhadap tiga bahan kimia bahan baku produksi fentanil.

(责任编辑:百科)

相关内容
  • 3 Orang Diperiksa Saat Rumah Pembunuh Vina Cirebon Digeledah
  • Lamar Jadi Damkar dan PPSU, Ratusan Warga Serbu Balai Kota DKI: Disuruh Kirim Lamaran ke Sini
  • Jaga Ekosistem Laut Tetap Lestari, Ini Aksi Nyata BRI Menanam
  • Cek bkn.go.id Pengumuman PPPK 2024 Tahap 2, Ini Langkah dan Cara Lihat Nama Kamu
  • Sejumlah Purnawirawan Jenderal Desak KPU Diskualifikasi Prabowo
  • Disebut Menkes Bisa Picu Kematian Dini, Apa Itu Visceral Fat?
  • Kementan Optimis Beras Indonesia Bakal Melimpah, Produksi Tertinggi di ASEAN
  • Jemaah Haji Indonesia Bakal Diantar Jemput Bus Shalawat Inklusif dari Hotel ke Masjidil Haram
推荐内容
  • 5 Turis Tewas Usai Kapal Dihantam Gelombang Tinggi di Laut Merah
  • Anindya Bakrie Resmikan Kantor Pusat Konsultasi Satgas MBG, Targetkan 30 Ribu SPPG di Indonesia
  • AHY Buka Konsultasi Regional Kementerian PU 2025, Soroti Empat Prioritas Infrastruktur
  • Alasan Habiburokhman Mau Jadi Penjamin Mahasiswi ITB Tersangka Meme Jokowi
  • 第七届中英国际音乐艺术节|音乐大赛&艺术大赛双项启动!
  • Keluarga Kolonel Cpl Antonius Hermawan yang Gugur dalam Ledakan Garut: Tak Sempat Pulang Minta Restu